Label

Kamis, 03 Mei 2012


Problem  Fiksasi Fraktur Area Epiphysial Os Radius Ulna

Fraktur merupakan suatu diskontinuitas yang abnormal, umumnya disebabkan oleh trauma atau karena adanya kelainan dalam tulang tersebut, sehingga mudah terjadi patah tulang tanpa adanya trauma dari luar (patah tulang patologis). Patah tulang akibat trauma menimbulkan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh trauma itu sendiri dan lokalisasi patah umumnya sesuai dengan tempat trauma, sedangkan patah tulang patologis juga menimbulkan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh patah tulang, namun lokalisasi trauma dapat tidak sesuai dengan lokalisasi patah.
 Dalam menangani fraktur akibat trauma dikenal konsep dasar “4 R” yaitu rekognisi, reduksi, retensi dan rehabilitasi. Rekognisis adalah pengenalan terhadap fraktur melakukan berbagai diagnosa untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin tentang fraktur, sehingga diharapkan dapat membantu dalam penanganan fraktur. Reduksi adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fragmen-fragmen tulang yang mengalami fraktur semirip mungkin ke keadan semula, sedangkan retensi adalah mempertahankan kondisi reduksi selama masa penyembuhan. Yang terakhir adalah Rehabilitasi yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi tulang yang patah ke keadaan normal dan tanpa menggagu proses fiksasi.
Tulang adalah kerangka tubuh serta merupakan pertautan otot serta tendon yang merupakan alat gerak. Tulang juga sebagai alat pelindung dan merupakan tempat sum-sum tulang. Tulang dianggap sebagai gudang garam kalsium yang melalui metabolisme mempertahankan kadar kalsium dalam darah. Exstremitas cranialis terdiri tulang scapula, humerus, radius ulna, tarsal dan metatarsal. Tulang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian yaitu epiphysis, physis, apophysis, metaphysis, diaphysis, medulla dan korteks. Epiphysis merupakan bagian paling distal dari tulang itu sendiri. Fraktur pada epiphysial os radius ulna merupakan fraktur yang sangat sulit proses kesembuhannya, karena miskin akan pembuluh darah.
Ada beberapa problem yang menyebabkan fraktur epiphysial os radius ulna sulit untuk sembuh. Os radius ulna merupakan tulang yang miskin pembuluh darah, sehingga vaskularisasi sangat kurang. Daerah epiphysial merupakan daerah distal dari os radius ulna, yang selalu bergerak sehingga dapat menggangu proses fiksasi yang telah dilakukan. Pergerakan yang selalu terjadi menyebabkan kedua fragmen yang patah tidak menyatu dan memperlambat pembentukan kallus. Fiksasi memegang peranan penting dalam pembentukan kallus, karena jika kallus sudah mulai terbentuk namun fiksasi kurang baik menyebabkan kedua fragmen yang patah kembali bergeser (delayed union). Fiksasi ada 2 yaitu fiksasi terbuka dan fiksasi tertutup. Untuk menangani fraktur pada daerah os radius ulna disarankan menggunakan fiksasi terbuka dengan menggukan wire suture (menjahit dengan kawat). Kemudian setelah prosen fiksasi selesai dilakukan pemasangan gips untuk mencegah terjadinya pergerakan yang akan mengganggu proses fiksasi. Gips adalah mineral yang terdapat di dalam tanah dengan formula CaSO4 2H20 dan merupakan batu putih yang banyak terdapat di Indonesia. Bahan ini dibakar sampai 130 °C dan formulanya kehilangan sebagian dari H20 menjadi CaSO4 2H20 dan kemudian di bubuk halus. Bahan ini mempunyai keistimewaan bila dicampur air maka akan kembali mengeras. Bubuk gips tersebut biasanya dicampurkan dalam bahan pembalut, sehingga dapat diletakkan pada bahan pembalut dan direndam supaya siap dipakai baru kemudian akan mengeras. Bagian tubuh yang dibalut gips ini tidak dapat bergerak secara bebas. Kondisi ini sangat baik digunakan pada bagian tubuh yang sedang dalam masa retensi, apalagi pada daerah os radius ulna bagian epiphysial.

Tidak ada komentar: