Label

Rabu, 28 Maret 2012




Sebelum membahas tentang bagaimana proses kelahiran pada sapi, maka akan dijelaskan terlebih dahulu istilah – istilah yang mungkin sangat berkaitan dengan makalah yang kami bawakan ini.
Partus (kelahiran) adalah proses keluarnya anak sapi atau yang kita sering sebut pedet dari rahim (Uterus) induknya setelah melewati masa bunting yang normal (pada sapi sekitar 275 – 285 hari)
Proses kelahiran sendiri ada yang disebut kelahiran prematur dimana proses kelahiran sebelum saatnya dengan pedet dalam keadaan hidup (Prabowo Putro, 2009)
Ada juga yang disebut abortus (keluron) adalah proses kelahiran sebelum saatnya dengan pedet dalam keadaan mati (Prabowo Putro, 2009)
Sedangkan yang paling parah adalah proses kelahiran sudah saatnya dengan pedet dalam keadaan mati yang biasanya disebut dengan Stillbirth (Prabowo P Putro, 2009)
Proses pengeluaran Fetus dan Plasenta terdiri atas tiga stadia,
a.    Stadium I           : Stadium Persiapan
b.    Stadium II         : Stadium Pengeluaran fetus
c.    Stadium III        : Stadium pengeluaran tembuni (Placenta)

Berikut prosesnya dalam setiap stadium:
1)   Stadium  I : Stadium Persiapan
a.    Dimulai dengan kontraksi otot-otot uterus, frekuensi 15 menit sekali selama 20 detik, kemudian meningkat
b.    Dilatasi servik à sumbat servik meleleh à servik membuka.
c.    Yang paling diperhatikan jika hewan tidak tenang, berbaring berdiri, berjalan ke sana ke mari dan mulai merasakan gejala rasa sakit yang sangat di daerah perut.
d.   Akhir stadium ini servik membuka penuh, hingga menjadi saluran menerus dari uterus ke vagina. Lamanya kira – kira 2 – 6 jam.
2)   Stadium II : Pengeluaran fetus
a.    Kantong amnion mulai masuk ke ruang pelvis.
b.    Kaki depan fetus mulai muncul merobek kantong amnion, menyembul dari vulva.
c.    Pecahnya kantong amnion memacu refleks kontraksi uterus, otot abdomen dan diafragma.
d.   Kaki depan dan moncong fetus masuk ruang pelvis mengakibatkan fetus terdorong keluar dengan kaki depan dan moncongnya lebih dahulu (presentasi anterior).
e.    Plasentasi lewat karunkula masih terjadi sampai fetus mulai bernafas.    Lewatnya dada fetus dlm ruang pelvis à menggencet tali pusat à meningkatkan CO2 à pusat pernafasan à pernafasan dan paru-paru mulai bekerja aktif.
f.     Fetus dikeluarkan sepenuhnya, tali pusat masih menempel pada pusar pedet yang baru dilahirkan.
g.    Lama pengeluaran fetus 0,5 – 1 jam (Partus normal) à tanpa pertolongan
h.    Bila stadium kedua lebih dari 2 jam à kesulitan partus (distokia) à perlu pertolongan darurat
i.      Pedet dibiarkan dijilati induknya, untuk membersihkan lendir & memacu proses pernafasan.
j.      Itulah akhir dari stadium II
3)   Stadium III : Pengeluaran tembuni (plasenta)
a.    Plasenta akan dikeluarkan oleh kontraksi terus menerus dari otot-otot uterus.
b.    Plasenta akan dikeluarkan dalam waktu 4 – 5 jam.
c.    Jangan dibiarkan induk memakan plasentanya sendiri, akan mengakibatkan indigesti atau timpani (kembung)
d.   Pengeluaran lebih dari 12 jam à retensi plasenta, perlu penanganan khusus: plasenta dikeluarkan & dicegah terjadinya infeksi uterus
Retensi plasenta, atau retensi sekundinarum atau retensi skundinaemerupakan suatu kegagalan pelepasan plasenta fetalis (vili kotiledon) dan  plasenta induk (kripta karunkula) lebih lama dari 8 hingga 12 jam setelah melahirkan. Retensi plasenta dapat terjadi pada mamalia, misalnya sapi. Terdapat tiga tahapan melahirkan normal pada sapi yaitu pelebaran leher rahim (serviks) selama 2-6 jam, pengeluaran fetus setengah sampai satu jam dan pengeluaran plasenta 4-5 jam. Secara normal plasenta pada hewan ternak akan keluar 6-8 jam sesudah melahirkan[1]. Pada manusia, retensi plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama 30 menit sesudah kelahiran bayi (http://id.wikipedia.org/wiki/Retensi_plasenta)

e.    involusi uterus à pulihnya uterus pasca beranak ke ukuran normal seperti sebelum bunting.
f.     Involusi uterus à uterus dan servik mengecil kembali, karunkula menghilang à sempurna setelah 30-45 hari
g.    Involusi uterus à leleran cairan dari vulva sapi pasca beranak (lokhia) à merah mendarah à lendir mendarah à semakin jernih dan akhirnya menghilang setelah 14 hari. 

Tidak ada komentar: