Sapi yang bunting pastinya sangat
menggembirakan, apalagi khususnya pada para peternak yang telah bersusah payah
tetap berusaha untuk bisa memproduktifkan sapi kesayangannya baik yang ada di
peternakan yang luas (farm) maupun sapi yang dipelihara hanya beberapa ekor.
Mengapa kita harus melakukan pemeriksaan
terhadap sapi yang bunting? Yang pertama
adalah untuk Menentukan bunting atau tidaknya sapi dengan ketepatan
100%, tanpa positif palsu maupun negatif palsu.
Kekeliruan diagnosa positif palsu maupun negatif palsu sangatlah merugikan, Tanda-tanda positif kebuntingan: fetus, kotiledon/karunkula, kantong amnion,
serta selaput embrio/fetus atau penggelinciran
selaput embrio.
Sebaiknya periksa dengan seksama dan
meminta bantuan dokter hewan yang terpercaya. Dan yang paling penting adalah menentukan kebuntingan seawal mungkin, dengan kemampuan
menentukan umur kebuntingan serta viabilitas fetus.
1) Pemeriksaan
kebuntingan per Rektum
Pemeriksaan kebuntingan
per Rektum terbagi atas tiga, yaitu :
a. Pemeriksaan
rektal : cara yang termudah, tercepat, termurah dan terakurat
b. PKB
rektal : dapat 100% akurat setelah 45 hari pasca Inseminasi Buatan/ Pengawinan
c. Palpasi
per Rektum pada saluran reproduksi kornu uterus dan serviks
2) Teknik
Pemeriksaan Rektal
1. Sapi diamankan dengan restrain di kandang jepit,
menggunakan tali, atau cara pengamanan lain, untuk keamanan operator maupun
sapinya (Think safety first!).
2. Operator menggunakan sarung tangan plastik panjang,
dilumasi secukupnya dengan menggunakan sabun mandi atau pelumas lainnya (kuku
operator harus sudah dipepat pendek & dihaluskan).
3. Masukkan tangan yang sudah diberi pelumas dalam bentuk
kerucut, digerakkan berputar ke kiri-kanan pada saat melewati lubang anus
(sphinkter ani).
4. Pemasukkan tangan melewati sphinkter ani membutuhkan
sedikit dorongan fisik ke arah depan.
5. Sampai di rektum tunggu sampai tidak ada kontraksi,
rektum dalam keadaan relaksasi, dikeluarkan faeses yang ada secara pelan-pelan.
6. Bila ada kontraksi cukup kuat, sampai punggung sapi
melengkung ke dorsal, upayakan untuk memijit tulang belakang hewan untuk
mengurangi kontraksi rectum
7. Palpasi dimulai dari serviks, kemudian ke depan ke
kornu uteri kanan dan kiri
8. Palpasi dilakukan mulai dari lantai ruang pelvis
9. Langkah-langkah pemeriksaan per rektum:
a. Cari servik pada lantai ruang pelvis.
b. Telusuri uterus dan kornu uteri
3) Teknik
Pemeriksaan Kebuntingan Muda :
a. Retraksi traktus reproduksi pada kebuntingan muda.
(Retraksi à menarik ke arah atas & ke belakang à dimasukkan ke ruang pelvis
b. Palpasi uterus pada asimetri uterus mulai 35
hari kebuntingan
c. Rasakan fluktuasi pada kornu uteri yang
membesar (kantong amnion teraba seperti balon karet terisi air).
d. Raba kantong amnion dengan halus
lalu rasakan penggelinciran selaupt amnion
e. Korpus luteum kebuntingan (gravidatum) à teraba sesisi (ipsilateral) kornu uteri yang bunting.
f. Kotiledon/karunkula muncul setelah kebuntingan lewat 75 hari.
4) Indikasi
Kebuntingan
Kebuntingan juga dapat
diperkirakan dengan seksama dengan memperhatikan indikasi kebuntingan berikut
ini :
a.
Palpasi kantong
amnion 2 bulan.
b.
Penggelinciran
selaput fetus bunting muda
c.
Palpasi
kotiledon/plasentoma > 3 bulan.
d.
Palpasi fetus > 3 bulan.
e.
Fremitus a.
uterina media > 3 bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar