Label

Rabu, 28 Maret 2012




Sapi yang bunting pastinya sangat menggembirakan, apalagi khususnya pada para peternak yang telah bersusah payah tetap berusaha untuk bisa memproduktifkan sapi kesayangannya baik yang ada di peternakan yang luas (farm) maupun sapi yang dipelihara hanya beberapa ekor.
Mengapa kita harus melakukan pemeriksaan terhadap sapi yang bunting?  Yang pertama adalah untuk  Menentukan bunting atau tidaknya sapi dengan ketepatan 100%, tanpa positif palsu maupun negatif palsu. Kekeliruan diagnosa positif palsu maupun negatif palsu sangatlah merugikan, Tanda-tanda positif kebuntingan: fetus, kotiledon/karunkula, kantong amnion, serta selaput embrio/fetus atau penggelinciran selaput embrio.
Sebaiknya periksa dengan seksama dan meminta bantuan dokter hewan yang terpercaya. Dan yang paling penting adalah menentukan kebuntingan seawal mungkin, dengan kemampuan menentukan umur kebuntingan serta viabilitas fetus.
1)   Pemeriksaan kebuntingan per Rektum
Pemeriksaan kebuntingan per Rektum terbagi atas tiga, yaitu :
a.    Pemeriksaan rektal : cara yang termudah, tercepat, termurah dan terakurat
b.    PKB rektal : dapat 100% akurat setelah 45 hari pasca Inseminasi Buatan/ Pengawinan
c.    Palpasi per Rektum pada saluran reproduksi kornu uterus dan serviks
2)   Teknik Pemeriksaan Rektal
1.    Sapi diamankan dengan restrain di kandang jepit, menggunakan tali, atau cara pengamanan lain, untuk keamanan operator maupun sapinya  (Think safety first!).
2.    Operator menggunakan sarung tangan plastik panjang, dilumasi secukupnya dengan menggunakan sabun mandi atau pelumas lainnya (kuku operator harus sudah dipepat pendek & dihaluskan).
3.    Masukkan tangan yang sudah diberi pelumas dalam bentuk kerucut, digerakkan berputar ke kiri-kanan pada saat melewati lubang anus (sphinkter ani).
4.    Pemasukkan tangan melewati sphinkter ani membutuhkan sedikit dorongan fisik ke arah depan.
5.    Sampai di rektum tunggu sampai tidak ada kontraksi, rektum dalam keadaan relaksasi, dikeluarkan faeses yang ada secara pelan-pelan.
6.    Bila ada kontraksi cukup kuat, sampai punggung sapi melengkung ke dorsal, upayakan untuk memijit tulang belakang hewan untuk mengurangi kontraksi rectum
7.    Palpasi dimulai dari serviks, kemudian ke depan ke kornu uteri kanan dan kiri
8.    Palpasi dilakukan mulai dari lantai ruang pelvis
9.    Langkah-langkah pemeriksaan per rektum:
a.    Cari servik pada lantai ruang pelvis.
b.    Telusuri uterus dan kornu uteri

3)   Teknik Pemeriksaan Kebuntingan Muda :
a.    Retraksi traktus reproduksi pada kebuntingan muda.
(Retraksi à menarik ke arah atas & ke belakang à dimasukkan ke ruang pelvis
b.    Palpasi uterus  pada  asimetri uterus mulai 35 hari kebuntingan
c.    Rasakan fluktuasi pada kornu uteri yang membesar (kantong amnion teraba seperti balon karet terisi air).
d.   Raba kantong amnion dengan halus lalu rasakan penggelinciran selaupt amnion
e.    Korpus luteum kebuntingan (gravidatum) à teraba sesisi (ipsilateral) kornu uteri yang bunting.
f.     Kotiledon/karunkula muncul setelah kebuntingan lewat 75 hari.

4)   Indikasi Kebuntingan
Kebuntingan juga dapat diperkirakan dengan seksama dengan memperhatikan indikasi kebuntingan berikut ini :
a.    Palpasi kantong amnion              2 bulan.
b.    Penggelinciran selaput fetus       bunting muda
c.    Palpasi kotiledon/plasentoma      > 3 bulan.
d.   Palpasi fetus                                > 3 bulan.
e.    Fremitus a. uterina media           > 3 bulan

Tidak ada komentar: